Aug 5, 2012

"Namun setegar apapun, mengapa semua seakan sia-sia?"

Tak ada yang inginkan suatu perpisahan saat cinta sudah terbalut kasih sayang
Ini bukanlah pertama kali
Namun mengapa kau terus memenuhi pikiran dan hatiku?
Sudah jauh aku melangkah

Sudah lama aku mencoba melupakan
Sekian lama aku berjuang, berpindah ke lain hati
Namun setegar apapun, mengapa semua seakan sia-sia?
Masa lalu bagaikan ombak bagiku, dan aku hanyalah karang kecil
Sakit aku dihempas olehnya, namun aku tetap kokoh
Aku masih dapat berpura-pura masa lalu hanya kenangan yang perlu aku lupakan
Semua itu terjadi begitu saja
Namun mengapa setelah sekian lama
Kau malah kembali
Merubah semuanya menjadi harapan yang seakan palsu
Aku sudah berusaha untuk tidak mengingat
Tetapi apa yang aku dapat? Aku malah berhenti dalam langkahku.. Aku melihatmu dengan keadaan memelas dan berharap mendapat belas kasihan. Mengapa kau beri aku harapan tetapi harapan itu kau anggap hanya mainan? Dan mengapa aku yang selalu menjadi bonekanya? Mengapa aku percaya saja apa yang kau katakan?
Huh! Aku terlalu bodoh
Aku memang bodoh tapi hatiku tetap kuat menerimanya walau pikiranku sangat marah dan menghentikan semuanya, namun hati berkata lain. Ia tetap bertahan, menunggu, dan selalu sabar dengan semuanya.
Aku tahu, aku hanya boneka pelampiasan tapi aku tidak terlalu bodoh untuk kembali lagi

Aku tahu aku tidak seperti mereka
Mereka yang bisa membuatmu tersenyum
Walau... Sebenernya, aku sangatlah berharap, akulah alasanmu untuk tetap tersenyum setiap harinya
Mengapa semua ini seperti air keruh? Seperti abu-abu? Terasa tidak jelas
Aku yang salah mungkin, begitu berlebihan atas apa yang kamu berikan kepadaku selama ini
Mungkin itulah yang membuat aku berharap
Berharap karang kecil itu tidak lagi dihempas oleh ombak, ombak itu tidak lagi ganas, tapi malah membawa kedamaian
Namun nyatanya semua khayalan itu adalah maya, tidak nyata
Harap-harap kau datang, namun kau malah pergi
Ternyata karang memang ditakdirkan untuk menjadi tegar sebesar apapun hempasan ombak
Aku selalu berdoa
Jagalah setiap senyummu
Jagalah air matamu
Jagalah setiap perbuatanmu
Agar aku masih bisa menangis dalam senyumku, walau melihat kau dengan yang lain

0 comments:

Post a Comment

Aug 5, 2012

"Namun setegar apapun, mengapa semua seakan sia-sia?"

Tak ada yang inginkan suatu perpisahan saat cinta sudah terbalut kasih sayang
Ini bukanlah pertama kali
Namun mengapa kau terus memenuhi pikiran dan hatiku?
Sudah jauh aku melangkah

Sudah lama aku mencoba melupakan
Sekian lama aku berjuang, berpindah ke lain hati
Namun setegar apapun, mengapa semua seakan sia-sia?
Masa lalu bagaikan ombak bagiku, dan aku hanyalah karang kecil
Sakit aku dihempas olehnya, namun aku tetap kokoh
Aku masih dapat berpura-pura masa lalu hanya kenangan yang perlu aku lupakan
Semua itu terjadi begitu saja
Namun mengapa setelah sekian lama
Kau malah kembali
Merubah semuanya menjadi harapan yang seakan palsu
Aku sudah berusaha untuk tidak mengingat
Tetapi apa yang aku dapat? Aku malah berhenti dalam langkahku.. Aku melihatmu dengan keadaan memelas dan berharap mendapat belas kasihan. Mengapa kau beri aku harapan tetapi harapan itu kau anggap hanya mainan? Dan mengapa aku yang selalu menjadi bonekanya? Mengapa aku percaya saja apa yang kau katakan?
Huh! Aku terlalu bodoh
Aku memang bodoh tapi hatiku tetap kuat menerimanya walau pikiranku sangat marah dan menghentikan semuanya, namun hati berkata lain. Ia tetap bertahan, menunggu, dan selalu sabar dengan semuanya.
Aku tahu, aku hanya boneka pelampiasan tapi aku tidak terlalu bodoh untuk kembali lagi

Aku tahu aku tidak seperti mereka
Mereka yang bisa membuatmu tersenyum
Walau... Sebenernya, aku sangatlah berharap, akulah alasanmu untuk tetap tersenyum setiap harinya
Mengapa semua ini seperti air keruh? Seperti abu-abu? Terasa tidak jelas
Aku yang salah mungkin, begitu berlebihan atas apa yang kamu berikan kepadaku selama ini
Mungkin itulah yang membuat aku berharap
Berharap karang kecil itu tidak lagi dihempas oleh ombak, ombak itu tidak lagi ganas, tapi malah membawa kedamaian
Namun nyatanya semua khayalan itu adalah maya, tidak nyata
Harap-harap kau datang, namun kau malah pergi
Ternyata karang memang ditakdirkan untuk menjadi tegar sebesar apapun hempasan ombak
Aku selalu berdoa
Jagalah setiap senyummu
Jagalah air matamu
Jagalah setiap perbuatanmu
Agar aku masih bisa menangis dalam senyumku, walau melihat kau dengan yang lain

No comments:

Post a Comment

 

/ˈfeəriˌteɪl/ Template by Ipietoon Cute Blog Design