Sep 18, 2012

Sosok semu

Kamu. Sosok semu yang selalu kulihat saat aku memejamkan mata. Ingin ku raih, namun tanganku tembus oleh bayanganmu. Tak sampai ku gapai, tak mampu ku genggam jemari lembut itu. Tak dapat ku sentuh bahu kosong yang selalu ingin kurangkul. Bersama harapan, aku beranikan jalan kedepan.
Berpura-pura tak memperdulikan kamu ada, padahal selalu ku perhatikan dari jauh. Menyaksikan kebohonganku sendiri, seakan berkaca dengan sosok seorang dari neraka yang bertanduk merah. Tidak menganggapnya ada, itu hanya kepura-puraan yang membuatku bosan. Bersama sepercik harapan, aku menyongsong harapan itu tidak lagi kosong, namun hingga sekarang harapan itu tetap kosong. Tidak terisi. Sama sekali. Hingga, kini aku masih berharap ia melihatku yang selalu mengharapkannya.

1 comments:

Sep 18, 2012

Sosok semu

Kamu. Sosok semu yang selalu kulihat saat aku memejamkan mata. Ingin ku raih, namun tanganku tembus oleh bayanganmu. Tak sampai ku gapai, tak mampu ku genggam jemari lembut itu. Tak dapat ku sentuh bahu kosong yang selalu ingin kurangkul. Bersama harapan, aku beranikan jalan kedepan.
Berpura-pura tak memperdulikan kamu ada, padahal selalu ku perhatikan dari jauh. Menyaksikan kebohonganku sendiri, seakan berkaca dengan sosok seorang dari neraka yang bertanduk merah. Tidak menganggapnya ada, itu hanya kepura-puraan yang membuatku bosan. Bersama sepercik harapan, aku menyongsong harapan itu tidak lagi kosong, namun hingga sekarang harapan itu tetap kosong. Tidak terisi. Sama sekali. Hingga, kini aku masih berharap ia melihatku yang selalu mengharapkannya.

1 comment:

 

/ˈfeəriˌteɪl/ Template by Ipietoon Cute Blog Design