Masih aku yang berdiri disini. Kokoh menunggu. Harapan menjadi bukan
lagi angan. Mimpi bukan lagi mimpi. Dan akulah, aku. Setia menanti,
berharap kau yang jauh akan mendekat. Berharap kau yang tidak
terjangkau, dapat kugapai. Lumpur isap yang membuatku terperangkap.
Lumpur isap yang paling nyaman aku tempati. Lumpur isap yang selalu
membuat ku terbelenggu didalamnya.
Hangat. Menyenangkan, namun berhasil
membuatku tetap betah. Lumpur isap yang membuat ku mati rasa. Lumpur
isap yang membuat senja bukan lagi jingga, tetapi hanya warna pelangilah
yang ada. Lumpur isap yang berhasil mewarnai pelangi dalam hati ini dan
bukan lagi sehabis hujan, namun bahkan setiap saat. Lumpur isap yang
menorehkan kebahagiaan. Mematikan. Membuat belenggu hitam. Yang selalu
membuat aku kecanduan. Matamu.. Lumpur isap itu. Selalu berhasil
membuatku terperangkap dan tak membiarkanku menemukan jalan pulang untuk
keluar dari lingkar bulatnya. Tak ada selah untuk bergerak. Membuatku
selalu terpana dan tak pernah bosan masuk kedalamnya. Belenggu jingga
yang mampu membuatku melukiskan indahnya senja dihati ini.
Aku
adalah bukan matahari yang terbenam, tetapi seorang yang selalu tegak
menanti datangnya matahari keesokannya. Bukan bulan yang selalu mengemis
cahaya dari matahari. Namun bintang, kecil tetapi memancarkan cahayanya
sendiri.
Kamu adalah bukan tata surya yang selalu penuh diisi
oleh seluruh penghuni angkasa, namun seperti komet haley yang selalu aku
tunggu.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai objek utama.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai titik fokusnya.
Kamu adalah lampu kamera yang mengatur pencahayaan kamera(aku)nya dalam gelap. Bukan matahari, namun yang selalu aku butuhkan.
Kamu adalah tokoh utama yang selalu kujadikan idola.
Kamu adalah pelangi yang tak pernah habis kulihati sampai akhirnya kamu menghilang dengan sendirinya.
Kamu
adalah lumpur isap yang selalu hidupku yang dijadikan tujuan jeratan
yang akan kamu perangkap dalam dalamnya isapan matamu yang
mengkristalkan sebagian tubuhku, membeku dalam hangatnya matamu.. lumpur
isapku.
Kamu adalah obat-obatan terlarang yang aku tau itu merusak tetapi selalu aku pakai dan membuatku kecanduan.
Ya.
Kamu adalah virus yang menguasai seluruh bagian dalam hatiku. Kamu
adalah virus paling ganas yang cepat merambat dan membuat kerusakan itu
cepat menjulur ke seluruh tubuh. Aku jatuh cinta.. Karena antivirus
tubuhku tidak cukup kuat untuk melawan virus segagah dirimu. Karena aku
membiarkan virusmu menjalar bebas. Karena aku memang sengaja,
men-jatuhkan cintaku untuk virus sepertimu.
Aku selalu
memberi pupuk yang berlebihan hingga akhirnya cinta ini berkembang
begitu pesat. Menumbuhkan bunga-bunga kaya warna. Dan lagi-lagi, aku
men-jatuhkan cinta dalam benih cintamu.
Lagi-lagi, kamu seperti kopi, membuat aku kecanduan dan susah atau bahkan tidak bisa lepas.
Bayangmu
yang selalu seperti gambar bayangan di kaki ini. Aku tidak heran,
karena akulah yang membiarkan bayangan itu mengikuti setiap langkah
hidupku.
Kamu.. Bintang paling terang. Bukan di langit. Tapi, di langit. Namun di dalam hati ini.
Sep 9, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sep 9, 2012
Lumpur Isap
Labels:
ehm:')
Masih aku yang berdiri disini. Kokoh menunggu. Harapan menjadi bukan
lagi angan. Mimpi bukan lagi mimpi. Dan akulah, aku. Setia menanti,
berharap kau yang jauh akan mendekat. Berharap kau yang tidak
terjangkau, dapat kugapai. Lumpur isap yang membuatku terperangkap.
Lumpur isap yang paling nyaman aku tempati. Lumpur isap yang selalu
membuat ku terbelenggu didalamnya.
Hangat. Menyenangkan, namun berhasil membuatku tetap betah. Lumpur isap yang membuat ku mati rasa. Lumpur isap yang membuat senja bukan lagi jingga, tetapi hanya warna pelangilah yang ada. Lumpur isap yang berhasil mewarnai pelangi dalam hati ini dan bukan lagi sehabis hujan, namun bahkan setiap saat. Lumpur isap yang menorehkan kebahagiaan. Mematikan. Membuat belenggu hitam. Yang selalu membuat aku kecanduan. Matamu.. Lumpur isap itu. Selalu berhasil membuatku terperangkap dan tak membiarkanku menemukan jalan pulang untuk keluar dari lingkar bulatnya. Tak ada selah untuk bergerak. Membuatku selalu terpana dan tak pernah bosan masuk kedalamnya. Belenggu jingga yang mampu membuatku melukiskan indahnya senja dihati ini.
Aku adalah bukan matahari yang terbenam, tetapi seorang yang selalu tegak menanti datangnya matahari keesokannya. Bukan bulan yang selalu mengemis cahaya dari matahari. Namun bintang, kecil tetapi memancarkan cahayanya sendiri.
Kamu adalah bukan tata surya yang selalu penuh diisi oleh seluruh penghuni angkasa, namun seperti komet haley yang selalu aku tunggu.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai objek utama.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai titik fokusnya.
Kamu adalah lampu kamera yang mengatur pencahayaan kamera(aku)nya dalam gelap. Bukan matahari, namun yang selalu aku butuhkan.
Kamu adalah tokoh utama yang selalu kujadikan idola.
Kamu adalah pelangi yang tak pernah habis kulihati sampai akhirnya kamu menghilang dengan sendirinya.
Kamu adalah lumpur isap yang selalu hidupku yang dijadikan tujuan jeratan yang akan kamu perangkap dalam dalamnya isapan matamu yang mengkristalkan sebagian tubuhku, membeku dalam hangatnya matamu.. lumpur isapku.
Kamu adalah obat-obatan terlarang yang aku tau itu merusak tetapi selalu aku pakai dan membuatku kecanduan.
Ya. Kamu adalah virus yang menguasai seluruh bagian dalam hatiku. Kamu adalah virus paling ganas yang cepat merambat dan membuat kerusakan itu cepat menjulur ke seluruh tubuh. Aku jatuh cinta.. Karena antivirus tubuhku tidak cukup kuat untuk melawan virus segagah dirimu. Karena aku membiarkan virusmu menjalar bebas. Karena aku memang sengaja, men-jatuhkan cintaku untuk virus sepertimu.
Aku selalu memberi pupuk yang berlebihan hingga akhirnya cinta ini berkembang begitu pesat. Menumbuhkan bunga-bunga kaya warna. Dan lagi-lagi, aku men-jatuhkan cinta dalam benih cintamu.
Lagi-lagi, kamu seperti kopi, membuat aku kecanduan dan susah atau bahkan tidak bisa lepas.
Bayangmu yang selalu seperti gambar bayangan di kaki ini. Aku tidak heran, karena akulah yang membiarkan bayangan itu mengikuti setiap langkah hidupku.
Kamu.. Bintang paling terang. Bukan di langit. Tapi, di langit. Namun di dalam hati ini.
Hangat. Menyenangkan, namun berhasil membuatku tetap betah. Lumpur isap yang membuat ku mati rasa. Lumpur isap yang membuat senja bukan lagi jingga, tetapi hanya warna pelangilah yang ada. Lumpur isap yang berhasil mewarnai pelangi dalam hati ini dan bukan lagi sehabis hujan, namun bahkan setiap saat. Lumpur isap yang menorehkan kebahagiaan. Mematikan. Membuat belenggu hitam. Yang selalu membuat aku kecanduan. Matamu.. Lumpur isap itu. Selalu berhasil membuatku terperangkap dan tak membiarkanku menemukan jalan pulang untuk keluar dari lingkar bulatnya. Tak ada selah untuk bergerak. Membuatku selalu terpana dan tak pernah bosan masuk kedalamnya. Belenggu jingga yang mampu membuatku melukiskan indahnya senja dihati ini.
Aku adalah bukan matahari yang terbenam, tetapi seorang yang selalu tegak menanti datangnya matahari keesokannya. Bukan bulan yang selalu mengemis cahaya dari matahari. Namun bintang, kecil tetapi memancarkan cahayanya sendiri.
Kamu adalah bukan tata surya yang selalu penuh diisi oleh seluruh penghuni angkasa, namun seperti komet haley yang selalu aku tunggu.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai objek utama.
Aku adalah kamera yang selalu menjadikan kamu sebagai titik fokusnya.
Kamu adalah lampu kamera yang mengatur pencahayaan kamera(aku)nya dalam gelap. Bukan matahari, namun yang selalu aku butuhkan.
Kamu adalah tokoh utama yang selalu kujadikan idola.
Kamu adalah pelangi yang tak pernah habis kulihati sampai akhirnya kamu menghilang dengan sendirinya.
Kamu adalah lumpur isap yang selalu hidupku yang dijadikan tujuan jeratan yang akan kamu perangkap dalam dalamnya isapan matamu yang mengkristalkan sebagian tubuhku, membeku dalam hangatnya matamu.. lumpur isapku.
Kamu adalah obat-obatan terlarang yang aku tau itu merusak tetapi selalu aku pakai dan membuatku kecanduan.
Ya. Kamu adalah virus yang menguasai seluruh bagian dalam hatiku. Kamu adalah virus paling ganas yang cepat merambat dan membuat kerusakan itu cepat menjulur ke seluruh tubuh. Aku jatuh cinta.. Karena antivirus tubuhku tidak cukup kuat untuk melawan virus segagah dirimu. Karena aku membiarkan virusmu menjalar bebas. Karena aku memang sengaja, men-jatuhkan cintaku untuk virus sepertimu.
Aku selalu memberi pupuk yang berlebihan hingga akhirnya cinta ini berkembang begitu pesat. Menumbuhkan bunga-bunga kaya warna. Dan lagi-lagi, aku men-jatuhkan cinta dalam benih cintamu.
Lagi-lagi, kamu seperti kopi, membuat aku kecanduan dan susah atau bahkan tidak bisa lepas.
Bayangmu yang selalu seperti gambar bayangan di kaki ini. Aku tidak heran, karena akulah yang membiarkan bayangan itu mengikuti setiap langkah hidupku.
Kamu.. Bintang paling terang. Bukan di langit. Tapi, di langit. Namun di dalam hati ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment